Jaejun mengeluh kepada Somin yang menatapnya dengan curiga. "Jangan khawatir, aku tidak tertarik pada bocah nakal sepertimu. Tapi, apakah aku akan menyentuh adik laki-laki temanku?" Namun seiring berlalunya malam dan alkohol mulai memengaruhiku, aku akhirnya melewati batas yang tidak seharusnya ku lakukan. “Knp dengan berpegangan tangan? Bahkan para siswa jg berpegangan tangan dan berjalan-jalan!” “Kamu lulus dari SMP dan SMA khusus perempuan.” “Ya ampun, itu, hal semacam itu tidaklah istimewa!” Somin terus bersikap tangguh. Jaejun yang menatapnya seolah dia manis, mengangkat tangan yang dipegangnya dan menempelkannya ke bibirnya. Lalu dia mencium lembut punggung tanganku. Aku tidak sempat terkejut dengan sensasi bibirnya yang panas. Mata yang dipenuhi dengan panas yang tak diketahui menatap lurus ke wajahnya. Begitulah awal mula pendidikan seks teman saudara laki-lakiku. Jaejun meletakkan tangannya di antara kedua kaki Somin dengan dalih mengajarinya lebih banyak. “Lihat, apakah kamu pernah menyentuhnya dengan tanganmu?” Bagaimana pendidikan seks dengan temanku yang pemarah ini akan berakhir?